Mantiqu't -Thair, karya sastra Faridu'ddin Attar

Sebelumnya saya mau berterimakasih buat mbak Novri (partner kerja) yang udah ngasih tau tentang "Musyawarah Burung" (Mantiqu't-Thair) dari sebuah film animasi pendek di Youtube
Nah, dari situ saya mulai cari tau tentang "Musyawarah Burung".. :D

Kisah ini merupakan cerminan dari sifat-sifat dan keadaan-keadaan di dalam diri seseorang dalam menempuh perjalanan spiritual.

Diceritakan berbagai jenis dan watak burung yang berbeda-beda ketika hendak menempuh perjalanan yang besar ini.
Mengapa burung? Yap karna, Burung sebagai lambang manusia sangat lentur bagi penggambaran roh yang setiap saat siap melesat dari dalam tubuh..

Ya jujur aja, namanya sastra sufi, bahasanya indah banget.. Saking indahnya itu, saya malah sulit paham waktu baca bukunya, hhoo..


Dari berbagai sumber artikel, film dan bukunya, disini saya mau berbagi sedikit sinopsis nya.. Baca yuk..

Mantiqu't -Thair (Musyawarah Burung) merupakan karya sastra penyair sufi terkenal Faridu’Din Attar.
Mantiqu’t-Thair diterjemahkan ke Bahasa Inggris, 'The Conference of the Birds' oleh C. S. Nott, dan dalam Bahasa Indonesia 'Musyawarah Burung' diterjemahkan oleh Hartojo Andangdjaja.

Buku ini terdiri dari tiga Bab, yaitu: Madah Do’a, (yang berisi doa dan ungkapan-ungkapan pembuka dari Faridu ‘Din Attar), Burung burung berkumpul, (menggambarkan bermacam-macam burung yang akan turut serta dalam musyawarah), dan Musyawarah burung (tentang proses pencarian sang Raja).

Setiap kisah dalam pembicaraan burung-burung menyimpan makna akan sifat-sifat dan keadaannya, kemudian di bawahnya, dipaparkan kisah-kisah yang semacam penjabaran atau penafsiran dari pembicaraan burung-burung dalam perjalanannya untuk mencari raja burung yang disebut sebagai Simurgh di puncak Gunung Kaf yang agung. Sebelum menempuh perjalanan, berkumpulah segala burung di dunia untuk bermusyawarah. Tujuan mereka hanya satu yakni mencari raja.

Dalam perjalanan, para burung yang dipimpin oleh Hud-hud harus melalui tujuh lembah.
Tujuh lembah yang dikisahkan dalam cerita ini melambangkan tingkatan-tingkatan kerohanian yang telah dilalui Attar selama berkelana mencari hakikat hidup.

Tapi ketika menyadari betapa jauh dan pedihnya perjalanan nanti, mereka jadi ragu-ragu. Lalu mereka keberatan untuk berangkat dengan dalihnya masing-masing. Bulbul, misalnya, tak mungkin meninggalkan tempat karena begitu besar hasratnya untuk menyebarkan senandung cinta. Merak enggan meninggalkan kemewahannya. Rajawali tidak mau berpisah dengan para raja di dalam istana.

Namun, Hudhud mampu meyakinkan mereka. Perjalanan menuju Simurgh satu-satunya tujuan dalam hidup, meskipun amat sukar ditempuh. Dan hanya dengan cinta segala kesukaran dapat diatasi. Mereka pun berangkat.

Akhirnya, tinggal 30 ekor saja yang sampai di balairung Simurgh. Dan ketika mereka bertatap muka dengan Raja, mereka tak berbeda dengan-Nya. Tiga puluh (si-murgh) burung adalah Simurgh, dan Simurgh adalah tiga puluh burung itu sendiri.

Cerita lengkapnya bisa download e-book Musyawarah Burung
dan yang ga begitu suka baca dan lebih suka nonton langsung penggambaran kisahnya bisa liat video dibawah ini (ini nii, yang pertama kali saya tonton :D)


Semoga kisah Mantiqu't-Thair ini bisa menjadi pelajaran yang berharga untuk kita semua.. ^^

2 comments:

  1. terima kasih atas sharenya.. semoga berbalas kebaikan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin.. terimakasih atas kunjungannya, smoga bermanfaat :)

      Delete