Untitled by Dera Anugerah Ekananda

Bagaimana jika suatu waktu kau menemukan sesuatu yang sebenarnya gak diharapkan untuk ditemukan wujudnya? 
Apa yang pertama kali terlintas dalam benakmu? 
Meskipun ia mengatakan bahwa itu hanya terlewatkan, yah Aku berharap memang terlewatkan, bukan sengaja ingin melewatkan. Mengetahui sesuatu yang sengaja di simpan dan disembunyikan tentang masa lalu yang mampu membuat ku diam tak bisa berkomentar apa-apa, "iya! Diam". Hanya diam namun seolah olah ada yang menghimpit saluran pernapasan ku hingga rasanya sulit bernapas, dan rasanya kantung air mata ku bocor dan menumpahkan air mata yang mengalir deras. 

Foto demi foto Aku telusuri dan Aku perhatikan meskipun Aku tau itu akan sangat menyakitiku, namun rasa penasaranku mengalahkan semua. Serangkai foto masa dulu hingga foto terakhir diambil beberapa bulan yang lalu, didalam wajah mereka terpatri senyuman kegembiraan dan tatapan saling mencintai. Aku seperti penonton didalam sebuah teater yang sedang memutar kisah perjalanan sepasang kekasih yang sudah terjalin sangat lama. 

Yang Aku rasakan saat itu rasanya sulit dijelaskan dengan kata-kata, kata sakit pun tak mampu mewakili apa yang Aku rasakan. Sadis memang. Aku begitu terbuai dengan ke-kepoan yang ujungnya menyakiti diriku sendiri, yang akhirnya sebuah kekhawatiran muncul begitu saja didalam hatiku, sebuah keraguan akan apa arti diriku sebenarnya di hatinya. Aku merasa seperti orang baru yang belum cukup menggantikan posisi dirinya yang sudah bertahan dalam waktu yang lama, meskipun bibirnya mengatakan bahwa ia mencintaiku, namun kenyataan yang Aku hadapkan sepertinya merubah pandanganku akan ketulusan cintanya.

ku paham akan posisi ku dan posisi dirinya dimana ia harus melepaskan sesuatu yang sudah sangat lama dan sangat berharga terhempas begitu saja setelah sudah sekian lama pula ia pertahankan demi tercapainya tujuan untuk saling mengikatkan dalam sebuah ikatan suci. Itu bukanlah sebuah perkara yang mudah, dan memang semuanya butuh waktu dan proses. Bagaimana Aku bisa memandang diriku dan membandingkan dengan dirinya. 
"Salahkah Aku punya pemikiran seperti demikian?
Sungguh sangat menyebalkan jika pikiran begitu mudahnya berlari kemana-mana dan melewati batas kewajaran, pertanyaannya: masih wajarkah Aku mengkhawatirkan itu semua?"

----------------------------------------------------------------------------------------

Dan untuk kedua kalinya saya mengapresiasikan karya sahabat saya, kali ini dia adalah sahabat yang saya kenal di tempat kerja. Berbeda dengan rizki, sahabat saya yang satu ini memang gemar sekali menulis. Bahkan beberapa karyanya benar-benar dibuat selayaknya sebuah novel di-print, di-jilid dan dijadikan konsumsi pribadinya. Jika kebetulan ada info lomba menulis, saya sering kasih info ke dia, dan terakhir saya excited banget nyemangatin dia ngajuin karya tulisnya ke penerbit-penerbit, karena yang saya liat dia memang punya passion di bidang itu.

Dan saya yakin suatu saat nanti dia bisa menjadi penulis besar! :D
Ganbatte Kudasai, dera-chan! xD

0 comments:

Post a Comment