Bagaimana
jika suatu waktu kau menemukan sesuatu yang sebenarnya gak diharapkan
untuk ditemukan wujudnya?
Apa yang pertama kali terlintas dalam
benakmu?
Meskipun ia mengatakan bahwa itu hanya terlewatkan, yah Aku
berharap memang terlewatkan, bukan sengaja ingin melewatkan.
Mengetahui sesuatu yang sengaja di simpan dan disembunyikan tentang
masa lalu yang mampu membuat ku diam tak bisa berkomentar apa-apa, "iya! Diam". Hanya diam namun seolah olah ada yang menghimpit saluran
pernapasan ku hingga rasanya sulit bernapas, dan rasanya kantung air
mata ku bocor dan menumpahkan air mata yang mengalir deras.
Foto
demi foto Aku telusuri dan Aku perhatikan meskipun Aku tau itu akan
sangat menyakitiku, namun rasa penasaranku mengalahkan semua.
Serangkai foto masa dulu hingga foto terakhir diambil beberapa bulan
yang lalu, didalam wajah mereka terpatri senyuman kegembiraan dan
tatapan saling mencintai. Aku seperti penonton didalam sebuah teater
yang sedang memutar kisah perjalanan sepasang kekasih yang sudah
terjalin sangat lama.
Yang Aku rasakan saat itu rasanya sulit dijelaskan dengan kata-kata, kata sakit pun tak mampu mewakili apa yang Aku rasakan. Sadis memang. Aku begitu terbuai dengan ke-kepoan yang ujungnya menyakiti diriku sendiri, yang akhirnya sebuah kekhawatiran muncul begitu saja didalam hatiku, sebuah keraguan akan apa arti diriku sebenarnya di hatinya. Aku merasa seperti orang baru yang belum cukup menggantikan posisi dirinya yang sudah bertahan dalam waktu yang lama, meskipun bibirnya mengatakan bahwa ia mencintaiku, namun kenyataan yang Aku hadapkan sepertinya merubah pandanganku akan ketulusan cintanya.
ku
paham akan posisi ku dan posisi dirinya dimana ia harus melepaskan
sesuatu yang sudah sangat lama dan sangat berharga terhempas begitu
saja setelah sudah sekian lama pula ia pertahankan demi tercapainya
tujuan untuk saling mengikatkan dalam sebuah ikatan suci. Itu
bukanlah sebuah perkara yang mudah, dan memang semuanya butuh waktu
dan proses. Bagaimana Aku bisa memandang diriku dan membandingkan
dengan dirinya.
"Salahkah Aku punya pemikiran seperti demikian?
Sungguh sangat menyebalkan jika pikiran begitu mudahnya berlari
kemana-mana dan melewati batas kewajaran, pertanyaannya: masih
wajarkah Aku mengkhawatirkan itu semua?"
----------------------------------------------------------------------------------------
Dan untuk kedua kalinya saya mengapresiasikan karya sahabat saya, kali ini dia adalah sahabat yang saya kenal di tempat kerja. Berbeda dengan rizki, sahabat saya yang satu ini memang gemar sekali menulis. Bahkan beberapa karyanya benar-benar dibuat selayaknya sebuah novel di-print, di-jilid dan dijadikan konsumsi pribadinya. Jika kebetulan ada info lomba menulis, saya sering kasih info ke dia, dan terakhir saya excited banget nyemangatin dia ngajuin karya tulisnya ke penerbit-penerbit, karena yang saya liat dia memang punya passion di bidang itu.
Dan saya yakin suatu saat nanti dia bisa menjadi penulis besar! :D
Ganbatte Kudasai, dera-chan! xD